Sunday, August 12, 2018

KARYA ILMIAH UJIAN PENYESUAIN IJAZAH S 1 GURU SEKOLAH DASAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
 
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) merupakan  mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri dari sosial dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia .
Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses pendidikan secarah utuh dan sistematis. Disini anak dapat mengembangkan bakat,minat serta potensi yang dimilikinya. Sekolah Dasar adalah sekolah yang lebih mengutamakan pembelajaran dasar dalam perubahan yang positif pada diri peserta didik baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Pendidikan SD merupakan pondasi dalam pendidikan selanjutnya. Maka pendidikan SD sangat penting bagi anak karena apa yang didapat pada pendidikan SD ini dapat berpengaruh pada pendidikan selanjutnya.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) diperlukan strategi khusus agar setiap konsep yang dibahas  dapat dimengerti atau difahami siswa. Pada kenyataan beberapa konsep IPS kurang dipahami siswa. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil nilai belajar siswa kelas V SDN 004 Talang Danto Kecamatan Tapung Hulu. Hal ini terlihat dari penguasaan materi  IPS pada pelajaran sebelumnya nilai rata-rata yang diperoleh 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.
Agar siswa lebih aktif, tertarik dan mudah memahami pelajaran IPS,penulis merasa perlu melakukan Penelitian, yaitu melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Metode Tanya Jawab. Dengan menggunakan metode Tanya Jawab ini diharapkan siswa lebih akan lebih aktif, tertarik dan lebih mudah memahami pelajaran IPS terutama pokok bahasan Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah di Indonesia sehingga dapat meninngkatkan hasil belajar nya. Karena  Metode Tanya Jawab adalah adalah suatu tekhnik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan siswa menjawab’’ (Menurut Roestiyah N.K (2002), maka metode ini dirasa lebih menarik.


B.            Identifikasi masalah
Rendahnya hasil belajar tersebut salah satunya dimungkinksn oleh penyampaian materi ajar yang kurang menarik, tidak menggunakan alat peraga atau media, serta pertanyaan yang diberikan oleh guru, sulit dimengerti oleh siswa. Ini dikarena guru belum tepat dalam memilih atau menggunakan metode pembelajaran.
Agar siswa lebih aktif, tertarik dan mudah memahami IPS penulis merasa perlu melakukan penelitian, yaitu melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menerapkan metode tanya jawab. Dengan menggunakan metode Tanya jawab ini diharapkan siswa akan lebih aktif, tertarik dan lebih mudah dalam memahami IPS terutama pokok bahasan Alam Indonesia dapat meningkatkan hasil belajarnya. Metode tanya jawab adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan “ (Muhibbin Syah, 2000:22), maka metode ini dirasa lebih menarik.
Kemantapan kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran bukan merupakan tujuan akhir dari profesionalisme guru. Yang terpenting adalah tercapainya keberhasilan siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat ditandai dengan terkuasainya materi pelajaran oleh siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh (Slameto, 2003) “guru sebagai pengajar yang memberikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa, mempunyai peran sebagai motivator, fasilitator, dan sebagai pembimbing dalam mencapai kemajuan siswa dalam belajar”.

C.           Pembatasan masalah

Karena luasnya permasalahan oleh sebab itu penuli membatasi hanya pada peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 004 Talang Danto tahun pelajaran 2018/2019.

D.           Defenisi Istilah

1.    Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Hasil balajar ( modul evaluasi pelajaran, 2002  ) merupakan alat ukur yang mampu menentukan kemampuan seseorang setelah mengikuti proses belajar-mengajar. Materi yang diberikan tidak hanya mengenai apa yang diperoleh dari guru tetapi juga mengenai hal-hal yang diberikan, dilatihkan dan didiskusikan dengan guru tetapi semua aspek pembentukan watak peserta didik dengan kata lain termasuk materi yang dipelajari dari lingkungan yang terkait dengan pembelajaran dari guru.
Hasil belajar merupakan penentuan akhir dalam melaksanakan rangkaian aktivitas belajar pendapat Djamarah dan Aswan (2006), bahwa suatu pengajaran dinyatakan berhasil jika tujuan instruksional khususnya dapat tercapai.
DEPDIKNAS (2003) mengemukakan bahwa ketuntasan belajar siswa secara individual apabila terdapat daya serap > 75 dari suatu materi yang diajarkan. Menurut Isjoni (2003) instrumen penilaian adalah berupa tes. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kompetensi yang dicapai siswa setelah melakukan proses kegiatan belajar yang dinyatakan dengan skor atau angka yang didapat dari serangkaian tes hasil belajar.
Hasil belajar (pengembangan kurikulum dan pembelajaran,2006) mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Secara umum hasil belajar dapat dipandang sebagai hasil perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar-mengajar, guru dan siswa terjun langsung dalam pembelajaran. Dengan kata lain terjadi interaksi secara langsung  antar guru dan siswa. Setelah proses belajar-mengajar berlangsung guru akan mengadakan tahap selanjutnya yaitu tahap evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil dari evaluasi inilah yang merupakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Dalam Psikologi dan Pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan limgkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan satu, keterampilan, nilai dan pandangan dunia (Illeris,2000;Ormorod, 1995)
Sedangkan Nana Sudjana dalam Tulus Tu’un(2004:64) mengemukakan bahwa belajar adalah proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Berdasarkan pendapat ini, perubahan tingkah lakulah yang menjadi intisari hasil pembelajaran.
Hamalik (2004) mengemukakan bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku yang didapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan uraian di atas dapat  disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan belajar kemudian dilakukan tes dan dinyatakan dalam bentuk angka atai skor.
Maka hasil belajar IPS yang dimaksut dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan dari belajar IPS siswa Kelas V SD Negeri 004 Talang Danto Kecamatan Tapung Hulu  Tahun Pelajaran 2018 /2019 dalam bentuk pengetahuan,dan sikap akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan terhadap materi pokok Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah di Indonesia melalui penerapan metode Tanya Jawab. Hasil belajar dalam bentuk pengetahuan dapat dilihat dari perolehan hasil tes belajar siswa dalam bentuk angka atau skor, sedangkan hasil belajar dalam bentuk sikap dapat dilihat dari lembar pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
A.  Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik  memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.    Megenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan ligkungan
2.    Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,memcahkan masalah, den keterampilan dalam kehidupan sosial.
3.    Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan.
4.    Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,  nasional, maupun global. (BSPN,2006:159)
Tujuan mata pelajaran IPS tersebutlah yang menyebabkan mata pelajaran IPS bukan lah mata pelajaran yang biasa saja, dan tidak mudah untuk di pelajari, dan pada akhir nya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran IPS. Ini berarti perlu ada “ Jembatan” yang dapat menghubungkan keilmuan IPS tetap terjaga dan IPS dapat lebih mudah untuk di pahami oleh peserta didik.
B.  Karakteristik Peserta Didik anak Usia SD
Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6 – 12 tahun nampaknya cenderung lamban. Pertumbuhan fisik anak menurun terus, kecuali pada akhir periode tersebut, sedangkan kecapan motorik terus membaik. Perubahan terlihat  kurang menonjol jika di bandingkan dengan usia permulaan. Akan tetapi perkembangan pada usia dini masih sangat signifikan. Perkembangan intelektual sangat subtansial, karena sifat egosentrik, anak menjadi lebih bersifat logis. Perkembangan yang terjadi menghasilkan adanya perbedan pada anak usia 6 dengan 12 tahun. Anak berusia 6 tahun nampak seperti anak kecil, sedangkan anak berusia 12 tahun nampak seperti orang dewasa (Mulyani sumantri:2011)
Tiga pendekatan perkembangan intelektual :menurut Jean Piaget : pertama menuliskan tentang tahapan operasi konkret, kedua, berbagai pendekatan yang difokuskan pada proses informasi terhadap peningkatan memori ( ingatan) dan komunikasiserta pemecahan masalah, dan ketiga, ukuran intelegensi untuk dapat memperkirakan kemampuan akademik. Ketiga pendekatan tersebut akan diamati sekaligus berkaitan dengan perkembangan moral dan perkembangan bahasanya. Setelah memperhatikan berbagai aspek sekolah termasuk bagaiamana sekolah mencoba memenuhi kebutuhan khusus bagi anak – anak yang cacat fisik amupun mentalnya.

2.      Metode Tanya Jawab
1.  Pengertian Metode Tanya Jawab
Menurut Roestiyah N.K (2002) metode tanya jawab adalah suatu tekhinik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan siswa menjawab. Metode tanya jawab adalah metode belajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya, siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa (Nana Sudjana.2004).
Beberapa hal yang penting dilakukan dalam metode tanya jawab ini antara lain :
1.    Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab antara lain:
a.    Untuk mengetahui sampai dimana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
b.    Untuk merangsang siswa berfikir.
c.    Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum difahami.
2.    Jenis pertanyaan, pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni
pertanyaan ingatan dan pertanyaan fikiran.
a.    Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan dimana, berapa dan sejenisnya.
b.    Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berfikir anak dalam menanggapi suatu persoalan.
3.    Tekhnik mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode tanya jawab,
sangat bergantung kepada tekhnik guru dalam mengajukan pertanyaan. Hal pokok yang harus diperhatikan antara lain:
a.    Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan pada siswa.
b.    Pertanyaan hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya.
c.    Beri kesempatan/waktu pada siswa untuk memikirkannya.
d.   Buatlah hasil ringkasan tanya jawab sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematik.



2.  Langkah-langkah penggunaan Metode Tanya Jawab
Menurut Surahmad (1988)  langkah-langkah penggunakan metode tanya
jawab adalah :
-     Merumuskan tujuan tanya jawab.
-     Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
-     Menyimpulkan jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
-     Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal  yang belum difahami.
-     Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan.
-     Menyimpulkan materi jawaban yang relevan.
-     Pemberian tugas atau ulangan harian.
3.  Keunggulan Metode Tanya Jawab
Didalam setiap metode pengajaran terdapat kelebihan atau keunggulan. Menurut Muansyah Ali Pandie (1984) keunggulan metode tanya jawab adalah :
a.    Situasi kelas menjadi hidup/dinamis karena siswa aktif berfikir dan memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
b.    Melatih siswa agar berani mengemukakan pendapat secara argumentatif dan bertanggung jawab.
c.    Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru yang dapat membawa kearah diskusi yang positif.
d.   Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat diantara siswa.
e.    Dapat mengukur batas dan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan .


4.  Hubungan Metode Tanya Jawab Dengan Hasil Belajar
Anita Lea comperative Learning, 2007 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru dan kurikulum yang bersifat pasif. Teori sketmata menjelaskan bahwa siswa mengaktifkan struktur kognitif mereka dan membangun struktur-struktur baru untuk mengakomodasi masukan-masukan pengetahuan yang baru jadi, siswa sebagai peserta yang aktif.
Teori diatas dapat menjelaskan belajar pasif  kurang membantu siswa untuk mencapai hasil maksimal karena belajar pasif, siswa jadi tidak merasa dilibatkan dalam pembelajaran.
Metode tanya jawab merupakan salah satu dari banyaknya metode-metode mengajar yang bisa kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ini memiliki keunggulan dan kelebihan. Dan penggunaannya juga harus sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang kita harapkan.
Untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kendala utama yang dihadapi adalah siswa siswa tidak mampu bertanya, dan siswa juga tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Hal ini tentu berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan metode tanya jawab pada   pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Melalui metode tanya jawab siswa jadi lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Hal ini tentu bermamfaat sekali dalam meningkatkan semangat belajar. Yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

























BAB II
GAMBARAN KEADAAN

A.                     Keadaan Sekarang
            Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) diperlukan strategi khusus agar setiap konsep yang dibahas  dapat dimengerti atau difahami siswa. Pada kenyataan beberapa konsep IPS kurang dipahami siswa. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil nilai belajar siswa kelas V SDN 004 Talang Danto Kecamatan Tapung Hulu . Hal ini terlihat dari penguasaan materi  IPS pada pelajaran sebelumnya nilai rata-rata yang diperoleh 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65. Agar siswa lebih aktif, tertarik dan mudah memahami pelajaran IPS,penulis merasa perlu melakukan Penelitian, yaitu melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Metode Tanya Jawab. Dengan menggunakan metode Tanya Jawab ini diharapkan siswa lebih akan lebih aktif, tertarik dan lebih mudah memahami pelajaran IPS terutama pokok bahasan Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah di Indonesia sehingga dapat meninngkatkan hasil belajar nya. Karena  Metode Tanya Jawab adalah adalah suatu tekhnik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan siswa menjawab’’ (Menurut Roestiyah N.K (2002), maka metode ini dirasa lebih menarik.

B.                     Gambaran Keadaan Yang Diinginkan
Hasil belajar siswa  yang tuntas  dengan persentase 90 %. Rata – rata yang diperoleh yaitu  85. dan keberhasilan guru mencapai ketuntasan belajar  klasikal dengan persentase 85%. Tidak adalagi siswa yang belum mencapai KKM
1.    Aktifitas siswa
              Aktifitas siswa mengerjakan LKS dan  meningkatnya siswa yang berfikir kritis. Dengan demikian aktifitas siswa dinyatakan berhasil dengan aktifitas siswa yang meningkat.
2.         Aktifitas guru
Aktifitas guru meningkat.dalam hal ini guru sebagai organisator yaitu mengorganisasikan belajar,sehingga belajar lebih bermakna bagi siswa.




























BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.                Analisa Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan  pada langkah-langkah pembelajaran mulai dari apersepsi, kegiatan inti hingga penutup untuk penilaian aktifitas siswa menunjukan minat belajar siswa rendah, karena siswa yang menunjukan perhatian dan rasa ingin tahu masih rendah, selanjutnya siswa yang menunjukkan sikap gigih dan percaya diri juga rendah, siswa bekerja teliti dan rapi berjumlah juga rendah, dan siswa yang berpikir kritis juga rendah dan siswa yang menyelesaikan LKS juga rendah. Untuk aktivitas guru berdasarkan hasil pengamatan yaitu pada guru telah melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik dan maksimal. pada kegiatan inti yang belum tercapai adalah guru belum melakukan pembimbingan yang merata terhadap siswa dalam melaksanakan tugasnya dan kegiatan inti belum terlaksana dengan baik.

B.                Alternatif Penyelesaian Masalah

1.      Persiapan
  Dengan hasil refleksi yang dilakukan peneliti merencanakan tindakan perbaikan untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran yaitu menentukan kembali waktu pelaksanaan perbaikan, menyusun RPP perbaikan untuk ,menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.
2.      Pelaksanaan
a.       Senin, tanggal  23 Juli 2018
Kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, membimbing berdoa dan mengabsen siswa, pada pertemuan ini semua siswa hadir a, setelah mengabsen siswa guu melanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari yaitu Kenampakan Buatan di wilayah Indonesia. Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah lalu mengenai Kenampakan Buatan di wilayah Indonesia. Pada kegiatan motivasi dan appersepsi seluruh siswa menjawab pertanyaan secara bersama – sama. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan tentang Kenampakan Buatan di wilayah Indonesia.
  Kegiatan inti, siswa maju kedepan kelas secara berpasangan dan bergantian untuk melakukan tanya jawab sekitar materi pelajaran dan siswa lain mengamati dan memperhatikan dengan teliti. Selanjutnya guru memberikan waktu kepada siswa untuk  bertanya, hal ini dimanfaatkan siswa unntuk bertanya tentang materi yang masih ragu dan belum di mengerti. Setelah proses tanya jawab selesai guru melanjutkan dengan memberikan lembar tugas siswa dan membimbing siswa secara menyeluruh dalam menyelesaikan LKS. Untuk menguji pemahaman siswa guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil tugasnya didepan kelas.
 
            Kegiatan inti, siswa dengan percaya diri saling berlomba – lomba secara berpasangan maju kedepan kelas untuk melakukan tanya jawab sekitar gambar Floran dan Fauna. Tanya jawab diamati dan ditanggapi oleh pasangan lainnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa mulai terbiasa melontarkan pertanyaan – pertanyaan kepada guru mengenai  materi yang disajikan. Kemudian guru memberikan lembar tugas siswa dan membimbing siswa mengerjakan tugas. Secara bergantian siswa maju kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil tugasnya didepan kelas.
            Kegiatan penutup, siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan, guru melakukan evaluasi dan PR kemudian pertemuan keempat ditutup dengan memberikan informasi kepada siswa tentang pelajaran yang akan datang.

3.             Pengamatan
          Hasil pengamatan pada pertemuan ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada aktivitas siswa dan guru yang ditandai dengan dan aktivitas siswa pada menunjukkan rasa ingin tahu, gigih dan teliti serta mengerjakan LKS sudah 100 %. pada berfikir ktiris peningkatan sebanyak  .
          Untuk aktivitas guru sudah mencapai nilai maksimal ditandai dengan kemampuan guru dalam melaksanakan langkah – langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode tanya jawab pada IPS kelas V.
4.             Refleksi
            Dari data yang diperoleh pada pertemuan tersebut maka peneliti kembali merefleksikan hasil perbaikan yang diperoleh. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru maka dapat disimpulkan peningkatan perbaikan pembelajaran menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran telah dilakukan dengan baik.




















BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT

A.    Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran  dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Tanya Jawab dapat meningkatkan Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 004 Talang Danto Kecamatan Tapung Hulu.

B.     Saran Tindak Lanjut
   Berdasarkan kesimpulan yang ada diatas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa antara lain.
a.       Menggunakan metode yang bervariasi yang sesuai dengan keadaan siswa.
b.      Memberi motivasi kepada siswa.
c.       Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
d.      Menciptakan keberanian siswa untuk mengajukan pendapat.















DAFTAR PUSTAKA

Anita lee. Comperative Learning, Jakarta, Grasindo 2007
BSNP.  (2006). Peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentag Standar isi, BSNP. Jakarta
Dimyati  dan  Mutdjiono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, S . B. (2002) Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Isjoni, Dkk (2006). Strategi Pembelajaran, Pekanbaru, Universitas Islam Riau
http://serjanaku.com / 2012/04/
Slameto, (2003) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara
Sudjana Nana, 1988. Dasar-dasar Proses Belajar, Jakarta, Bina Usaha
Surahmad Winarso, 1998, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung, Tarsita
Syah , Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakatra : Raja Grafindo Persada
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta, Pustaka Yustisia
Zaii Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyajarta :CTSD


No comments:

Post a Comment