BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (
IPS ) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri dari sosial dari segi agama, sosial kultural,
bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia .
Sekolah merupakan salah satu tempat
berlangsungnya proses pendidikan secarah utuh dan sistematis. Disini anak dapat
mengembangkan bakat,minat serta potensi yang dimilikinya. Sekolah Dasar adalah
sekolah yang lebih mengutamakan pembelajaran dasar dalam perubahan yang positif
pada diri peserta didik baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Pendidikan SD
merupakan pondasi dalam pendidikan selanjutnya. Maka pendidikan SD sangat
penting bagi anak karena apa yang didapat pada pendidikan SD ini dapat
berpengaruh pada pendidikan selanjutnya.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ( IPS )
diperlukan strategi khusus agar setiap konsep yang dibahas dapat dimengerti atau difahami siswa. Pada
kenyataan beberapa konsep IPS kurang dipahami siswa. Hal ini terlihat dari
rendahnya hasil nilai belajar siswa kelas V SDN 004 Talang Danto Kecamatan Tapung
Hulu. Hal ini terlihat dari penguasaan materi
IPS pada pelajaran sebelumnya nilai rata-rata yang diperoleh 60, sedangkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65.
Agar siswa lebih aktif, tertarik dan mudah memahami
pelajaran IPS,penulis merasa perlu melakukan Penelitian, yaitu melakukan
tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan Metode Tanya Jawab. Dengan menggunakan metode Tanya Jawab
ini diharapkan siswa lebih akan lebih aktif, tertarik dan lebih mudah memahami
pelajaran IPS terutama pokok bahasan Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta
Pembagian Wilayah di Indonesia sehingga dapat meninngkatkan hasil belajar nya.
Karena Metode Tanya Jawab adalah adalah
suatu tekhnik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya
untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan
siswa menjawab’’ (Menurut Roestiyah N.K (2002), maka metode ini dirasa lebih
menarik.
B.
Identifikasi masalah
Rendahnya
hasil belajar tersebut salah satunya dimungkinksn oleh penyampaian materi ajar
yang kurang menarik, tidak menggunakan alat peraga atau media, serta pertanyaan
yang diberikan oleh guru, sulit dimengerti oleh siswa. Ini dikarena guru belum
tepat dalam memilih atau menggunakan metode pembelajaran.
Agar
siswa lebih aktif, tertarik dan mudah memahami IPS penulis merasa perlu
melakukan penelitian, yaitu melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran.
Tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menerapkan metode tanya jawab.
Dengan menggunakan metode Tanya jawab ini diharapkan siswa akan lebih aktif,
tertarik dan lebih mudah dalam memahami IPS terutama pokok bahasan Alam
Indonesia dapat meningkatkan hasil belajarnya. Metode tanya jawab adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan “ (Muhibbin
Syah, 2000:22), maka metode ini dirasa lebih menarik.
Kemantapan
kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran bukan merupakan tujuan akhir dari
profesionalisme guru. Yang terpenting adalah tercapainya keberhasilan siswa
memahami materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat ditandai dengan
terkuasainya materi pelajaran oleh siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh
(Slameto, 2003) “guru sebagai pengajar yang memberikan pengetahuan dan
keterampilan pada siswa, mempunyai peran sebagai motivator, fasilitator, dan
sebagai pembimbing dalam mencapai kemajuan siswa dalam belajar”.
C.
Pembatasan masalah
Karena
luasnya permasalahan oleh sebab itu penuli membatasi hanya pada peningkatan
hasil belajar siswa kelas V SDN 004 Talang Danto tahun pelajaran 2018/2019.
D.
Defenisi Istilah
1. Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Hasil
balajar ( modul evaluasi pelajaran, 2002
) merupakan alat ukur yang mampu menentukan kemampuan seseorang setelah
mengikuti proses belajar-mengajar. Materi yang diberikan tidak hanya mengenai
apa yang diperoleh dari guru tetapi juga mengenai hal-hal yang diberikan,
dilatihkan dan didiskusikan dengan guru tetapi semua aspek pembentukan watak
peserta didik dengan kata lain termasuk materi yang dipelajari dari lingkungan
yang terkait dengan pembelajaran dari guru.
Hasil
belajar merupakan penentuan akhir dalam melaksanakan rangkaian aktivitas
belajar pendapat Djamarah dan Aswan (2006), bahwa suatu pengajaran dinyatakan
berhasil jika tujuan instruksional khususnya dapat tercapai.
DEPDIKNAS
(2003) mengemukakan bahwa ketuntasan belajar siswa secara individual apabila
terdapat daya serap > 75 dari suatu materi yang diajarkan. Menurut
Isjoni (2003) instrumen penilaian adalah berupa tes. Dari teori diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kompetensi yang dicapai siswa setelah
melakukan proses kegiatan belajar yang dinyatakan dengan skor atau angka yang
didapat dari serangkaian tes hasil belajar.
Hasil
belajar (pengembangan kurikulum dan pembelajaran,2006) mengacu pada segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
Secara
umum hasil belajar dapat dipandang sebagai hasil perwujudan nilai yang
diperoleh siswa melalui proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar-mengajar,
guru dan siswa terjun langsung dalam pembelajaran. Dengan kata lain terjadi
interaksi secara langsung antar guru dan
siswa. Setelah proses belajar-mengajar berlangsung guru akan mengadakan tahap
selanjutnya yaitu tahap evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil
dari evaluasi inilah yang merupakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Dalam
Psikologi dan Pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu
proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan limgkungan pengaruh dan
pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan
satu, keterampilan, nilai dan pandangan dunia (Illeris,2000;Ormorod, 1995)
Sedangkan
Nana Sudjana dalam Tulus Tu’un(2004:64) mengemukakan bahwa belajar adalah
proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh
berbagai faktor internal dan eksternal. Berdasarkan pendapat ini, perubahan
tingkah lakulah yang menjadi intisari hasil pembelajaran.
Hamalik
(2004) mengemukakan bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku yang didapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan belajar kemudian
dilakukan tes dan dinyatakan dalam bentuk angka atai skor.
Maka
hasil belajar IPS yang dimaksut dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
hasil kegiatan dari belajar IPS siswa Kelas V SD Negeri 004 Talang Danto
Kecamatan Tapung Hulu Tahun Pelajaran
2018 /2019 dalam bentuk pengetahuan,dan sikap akibat dari perlakuan atau
pembelajaran yang dilakukan terhadap materi pokok Keragaman Kenampakan Alam dan
Buatan serta Pembagian Wilayah di Indonesia melalui penerapan metode Tanya
Jawab. Hasil belajar dalam bentuk pengetahuan dapat dilihat dari perolehan
hasil tes belajar siswa dalam bentuk angka atau skor, sedangkan hasil belajar
dalam bentuk sikap dapat dilihat dari lembar pengamatan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
A. Hakikat
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut
:
1. Megenal
konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan ligkungan
2. Memiliki
kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri,memcahkan masalah, den keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional,
maupun global. (BSPN,2006:159)
Tujuan
mata pelajaran IPS tersebutlah yang menyebabkan mata pelajaran IPS bukan lah
mata pelajaran yang biasa saja, dan tidak mudah untuk di pelajari, dan pada
akhir nya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran IPS. Ini berarti
perlu ada “ Jembatan” yang dapat menghubungkan keilmuan IPS tetap terjaga dan
IPS dapat lebih mudah untuk di pahami oleh peserta didik.
B. Karakteristik
Peserta Didik anak Usia SD
Perkembangan
fisik dan intelektual anak usia 6 – 12 tahun nampaknya cenderung lamban.
Pertumbuhan fisik anak menurun terus, kecuali pada akhir periode tersebut,
sedangkan kecapan motorik terus membaik. Perubahan terlihat kurang menonjol jika di bandingkan dengan
usia permulaan. Akan tetapi perkembangan pada usia dini masih sangat
signifikan. Perkembangan intelektual sangat subtansial, karena sifat
egosentrik, anak menjadi lebih bersifat logis. Perkembangan yang terjadi
menghasilkan adanya perbedan pada anak usia 6 dengan 12 tahun. Anak berusia 6
tahun nampak seperti anak kecil, sedangkan anak berusia 12 tahun nampak seperti
orang dewasa (Mulyani sumantri:2011)
Tiga
pendekatan perkembangan intelektual :menurut Jean Piaget : pertama menuliskan
tentang tahapan operasi konkret, kedua, berbagai pendekatan yang difokuskan
pada proses informasi terhadap peningkatan memori ( ingatan) dan
komunikasiserta pemecahan masalah, dan ketiga, ukuran intelegensi untuk dapat
memperkirakan kemampuan akademik. Ketiga pendekatan tersebut akan diamati
sekaligus berkaitan dengan perkembangan moral dan perkembangan bahasanya.
Setelah memperhatikan berbagai aspek sekolah termasuk bagaiamana sekolah
mencoba memenuhi kebutuhan khusus bagi anak – anak yang cacat fisik amupun
mentalnya.
2. Metode
Tanya Jawab
1. Pengertian Metode Tanya Jawab
Menurut
Roestiyah N.K (2002) metode tanya jawab adalah suatu tekhinik untuk memberikan
motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama
mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan siswa menjawab. Metode
tanya jawab adalah metode belajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa. Guru bertanya, siswa menjawab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru dengan siswa (Nana Sudjana.2004).
Beberapa
hal yang penting dilakukan dalam metode tanya jawab ini antara lain :
1. Tujuan
yang akan dicapai dari metode tanya jawab antara lain:
a. Untuk
mengetahui sampai dimana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
b. Untuk
merangsang siswa berfikir.
c. Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum difahami.
2. Jenis
pertanyaan, pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni
pertanyaan
ingatan dan pertanyaan fikiran.
a. Pertanyaan
ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah
tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan dimana,
berapa dan sejenisnya.
b. Pertanyaan
pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berfikir anak
dalam menanggapi suatu persoalan.
3. Tekhnik
mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode tanya jawab,
sangat
bergantung kepada tekhnik guru dalam mengajukan pertanyaan. Hal pokok yang
harus diperhatikan antara lain:
a. Perumusan
pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan
pada siswa.
b. Pertanyaan
hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya.
c. Beri
kesempatan/waktu pada siswa untuk memikirkannya.
d. Buatlah
hasil ringkasan tanya jawab sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematik.
2. Langkah-langkah penggunaan Metode Tanya Jawab
Menurut Surahmad (1988) langkah-langkah penggunakan metode tanya
jawab
adalah :
- Merumuskan
tujuan tanya jawab.
- Menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
- Menyimpulkan
jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
- Memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum difahami.
- Memberi
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan.
- Menyimpulkan
materi jawaban yang relevan.
- Pemberian
tugas atau ulangan harian.
3. Keunggulan
Metode Tanya Jawab
Didalam
setiap metode pengajaran terdapat kelebihan atau keunggulan. Menurut Muansyah
Ali Pandie (1984) keunggulan metode tanya jawab adalah :
a. Situasi
kelas menjadi hidup/dinamis karena siswa aktif berfikir dan memberi jawaban
atas pertanyaan yang diajukan.
b. Melatih
siswa agar berani mengemukakan pendapat secara argumentatif dan bertanggung
jawab.
c. Mengetahui
perbedaan pendapat antara siswa dan guru yang dapat membawa kearah diskusi yang
positif.
d. Membangkitkan
semangat belajar dan daya saing yang sehat diantara siswa.
e. Dapat
mengukur batas dan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan .
4. Hubungan Metode Tanya Jawab Dengan Hasil
Belajar
Anita
Lea comperative Learning, 2007 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa.
Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru dan kurikulum yang bersifat pasif.
Teori sketmata menjelaskan bahwa siswa mengaktifkan struktur kognitif mereka
dan membangun struktur-struktur baru untuk mengakomodasi masukan-masukan
pengetahuan yang baru jadi, siswa sebagai peserta yang aktif.
Teori
diatas dapat menjelaskan belajar pasif
kurang membantu siswa untuk mencapai hasil maksimal karena belajar
pasif, siswa jadi tidak merasa dilibatkan dalam pembelajaran.
Metode
tanya jawab merupakan salah satu dari banyaknya metode-metode mengajar yang
bisa kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ini memiliki keunggulan
dan kelebihan. Dan penggunaannya juga harus sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran yang kita harapkan.
Untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kendala utama yang dihadapi
adalah siswa siswa tidak mampu bertanya, dan siswa juga tidak mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Hal ini tentu berakibat tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan metode tanya jawab pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diajukan guru.
Melalui
metode tanya jawab siswa jadi lebih aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan guru. Hal ini tentu bermamfaat sekali dalam meningkatkan semangat
belajar. Yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
BAB II
GAMBARAN KEADAAN
A.
Keadaan Sekarang
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
sosial ( IPS ) diperlukan strategi khusus agar setiap konsep yang dibahas dapat dimengerti atau difahami siswa. Pada
kenyataan beberapa konsep IPS kurang dipahami siswa. Hal ini terlihat dari
rendahnya hasil nilai belajar siswa kelas V SDN 004 Talang Danto Kecamatan Tapung
Hulu . Hal ini terlihat dari penguasaan materi
IPS pada pelajaran sebelumnya nilai rata-rata yang diperoleh 60, sedangkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65. Agar siswa lebih
aktif, tertarik dan mudah memahami pelajaran IPS,penulis merasa perlu melakukan
Penelitian, yaitu melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Tindakan
perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Metode Tanya Jawab. Dengan
menggunakan metode Tanya Jawab ini diharapkan siswa lebih akan lebih aktif,
tertarik dan lebih mudah memahami pelajaran IPS terutama pokok bahasan
Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah di Indonesia
sehingga dapat meninngkatkan hasil belajar nya. Karena Metode Tanya Jawab adalah adalah suatu tekhnik
untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya
selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan siswa menjawab’’ (Menurut
Roestiyah N.K (2002), maka metode ini dirasa lebih menarik.
B.
Gambaran Keadaan Yang Diinginkan
Hasil belajar siswa yang tuntas
dengan persentase 90 %. Rata – rata yang diperoleh yaitu 85. dan keberhasilan guru mencapai ketuntasan
belajar klasikal dengan persentase 85%.
Tidak adalagi siswa yang belum mencapai KKM
1. Aktifitas
siswa
Aktifitas siswa
mengerjakan LKS dan meningkatnya siswa
yang berfikir kritis. Dengan demikian aktifitas siswa dinyatakan berhasil
dengan aktifitas siswa yang meningkat.
2.
Aktifitas guru
Aktifitas
guru meningkat.dalam hal ini guru sebagai organisator yaitu mengorganisasikan
belajar,sehingga belajar lebih bermakna bagi siswa.
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN
MASALAH
A.
Analisa Masalah
Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan pada langkah-langkah
pembelajaran mulai dari apersepsi, kegiatan inti hingga penutup untuk penilaian
aktifitas siswa menunjukan minat belajar siswa rendah, karena siswa yang
menunjukan perhatian dan rasa ingin tahu masih rendah, selanjutnya siswa yang menunjukkan
sikap gigih dan percaya diri juga rendah,
siswa
bekerja teliti dan rapi berjumlah juga rendah, dan
siswa yang berpikir kritis juga rendah dan siswa yang menyelesaikan LKS juga
rendah. Untuk aktivitas guru berdasarkan hasil pengamatan yaitu pada guru telah
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik dan maksimal. pada kegiatan inti
yang belum tercapai adalah guru belum melakukan pembimbingan yang merata
terhadap siswa dalam melaksanakan tugasnya dan kegiatan inti belum terlaksana
dengan baik.
B.
Alternatif Penyelesaian Masalah
1.
Persiapan
Dengan hasil refleksi yang dilakukan peneliti
merencanakan tindakan perbaikan untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran
yaitu menentukan kembali waktu pelaksanaan perbaikan, menyusun RPP perbaikan
untuk ,menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.
2.
Pelaksanaan
a.
Senin, tanggal 23 Juli 2018
Kegiatan awal,
guru memulai dengan mengucapkan salam, membimbing berdoa dan mengabsen siswa,
pada pertemuan ini semua siswa hadir a, setelah mengabsen siswa guu melanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa dengan cara
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari yaitu Kenampakan Buatan di wilayah
Indonesia. Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah lalu
mengenai Kenampakan Buatan di wilayah Indonesia. Pada kegiatan motivasi dan
appersepsi seluruh siswa menjawab pertanyaan secara bersama – sama. Guru
menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan tentang Kenampakan
Buatan di wilayah Indonesia.
Kegiatan inti, siswa maju kedepan kelas secara
berpasangan dan bergantian untuk melakukan tanya jawab sekitar materi pelajaran
dan siswa lain mengamati dan memperhatikan dengan teliti. Selanjutnya guru
memberikan waktu kepada siswa untuk
bertanya, hal ini dimanfaatkan siswa unntuk bertanya tentang materi yang
masih ragu dan belum di mengerti. Setelah proses tanya jawab selesai guru melanjutkan
dengan memberikan lembar tugas siswa dan membimbing siswa secara menyeluruh
dalam menyelesaikan LKS. Untuk menguji pemahaman siswa guru meminta beberapa
siswa untuk mempresentasikan hasil tugasnya didepan kelas.
Kegiatan inti, siswa dengan percaya
diri saling berlomba – lomba secara berpasangan maju kedepan kelas untuk
melakukan tanya jawab sekitar gambar Floran dan Fauna. Tanya jawab diamati dan
ditanggapi oleh pasangan lainnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, siswa mulai terbiasa melontarkan pertanyaan – pertanyaan kepada guru
mengenai materi yang disajikan. Kemudian
guru memberikan lembar tugas siswa dan membimbing siswa mengerjakan tugas.
Secara bergantian siswa maju kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil
tugasnya didepan kelas.
Kegiatan penutup, siswa bersama guru
membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan, guru melakukan evaluasi dan PR
kemudian pertemuan keempat ditutup dengan memberikan informasi kepada siswa
tentang pelajaran yang akan datang.
3.
Pengamatan
Hasil pengamatan pada pertemuan ini
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada aktivitas siswa dan guru
yang ditandai dengan dan aktivitas siswa pada menunjukkan rasa ingin tahu,
gigih dan teliti serta mengerjakan LKS sudah 100 %. pada berfikir ktiris
peningkatan sebanyak .
Untuk aktivitas guru sudah mencapai
nilai maksimal ditandai dengan kemampuan guru dalam melaksanakan langkah –
langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode tanya jawab pada IPS kelas V.
4.
Refleksi
Dari data yang diperoleh
pada pertemuan tersebut maka peneliti kembali merefleksikan hasil perbaikan
yang diperoleh. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan
aktivitas guru maka dapat disimpulkan peningkatan perbaikan pembelajaran menunjukkan
bahwa perbaikan pembelajaran telah dilakukan dengan baik.
BAB
IV
SIMPULAN DAN SARAN
SERTA TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan Model Pembelajaran Tanya Jawab dapat meningkatkan Hasil belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri 004 Talang Danto Kecamatan Tapung Hulu.
B. Saran
Tindak Lanjut
Berdasarkan
kesimpulan yang ada diatas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan hasil belajar siswa antara lain.
a. Menggunakan
metode yang bervariasi yang sesuai dengan keadaan siswa.
b. Memberi
motivasi kepada siswa.
c. Menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan.
d. Menciptakan
keberanian siswa untuk mengajukan pendapat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anita lee. Comperative Learning, Jakarta, Grasindo 2007
BSNP. (2006).
Peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentag Standar isi, BSNP. Jakarta
Dimyati
dan Mutdjiono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta
Djamarah, S . B. (2002) Psikologi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan pengajaran berdasarkan
pendekatan sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Isjoni, Dkk (2006).
Strategi Pembelajaran, Pekanbaru, Universitas Islam Riau
http://serjanaku.com
/ 2012/04/
Slameto, (2003) Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara
Sudjana
Nana, 1988. Dasar-dasar Proses Belajar,
Jakarta, Bina Usaha
Surahmad Winarso, 1998,
Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung, Tarsita
Syah , Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakatra : Raja
Grafindo Persada
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta,
Pustaka Yustisia
Zaii Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyajarta
:CTSD
No comments:
Post a Comment